Salah satu dukuh di Desa Kemasan yang juga memiliki cerita legenda adalah Dukuh Tangkisan. Konon cerita dukuh ini bermula dari adanya perseteruan antara Keraton Pengging dengan Prambanan yang dipimpin Ratu Baka.
Pada saat itu, wadya bala Ratu Baka mengadakan perjalanan untuk memerangi Keraton Pengging yang merupakan musuh. Setelah Raja Pengging yang pada waktu itu dijabat Ki Rebopelet mengetahui akan adanya penyerangan dari Prambanan, segeralah sang raja mempersiapkan wadya balanya untuk menghadang atau menangkis serangan wadya bala dari Prambanan. Tempat penghadangan atau penangkisan itulah yang sekarang disebut Dukuh Tangkisan.
Masyarakat Dukuh Tangkisan bukan termasuk masyarakat bangsawan. Penghidupan mereka hanya petani kecil dan buruh tani serta berdagang ala kadarnya. Namun, berkat keuletan usaha dan rasa penuh syukur yang selalu melekat di dalam sanubarinya, kehidupan dan penghidupan Warga Tangkisan sangat tercermin ketentraman dan kedamaian.
Suasana Dukuh Tangkisan (Foto diambil dari belakang rumah Bp. H Jamal Ahmadi)
Ketaatan kepada aturan pemerintah sangat diindahkan. Kebersamaan dan kegotong royongan masih kuat melekat di hati masyarakat. Ketaatan kepada Tuhan Yang Maha Esa terjaga dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan adanya Musholla-Musholla yang senantiasa subur dengan jama’ah dan TPAnya.
Semoga Dukuh Tangkisan yang tergolong dukuh kecil ini menjadi dukuh yang senantiasa diberkahi Allah Swt.
Narasumber:
Bp. H. Jamal Ahmadi
No comments:
Post a Comment